Minggu malam lalu walau pun sedang kenyang. Istri yang duduk dibelakan bersama anakku sambil ku  bonceng meminta untuk dibelikan makan malam singgah kami penjual sate. sate nya tidak terlalu buruk dan tidak terlalu bagus juga. tetapi menurut istriku lebih murah mungkin yang membuat kami bisa berhenti untuk membeli sate itu. pelanggannya mungkin tidak terlalu ramai. tetapi karena kami membeli sate pada saat H+5 lebaran idul fitri mungkin terlihat ramai karena beberapa pedangan belum ada yang membuka lapak dagangannya. Satu yang membuat menarik yaitu mereka tidak menaikkan harga satenya, padahala umumnya pedagang yang menjual setelah lebaran akan menaikkan harga daganannya beberapa mungkin seperti seribu atau pun dua ribu.
Sembari membakar satenya disamping dagangan sate tersebut terdapat pom bensin mini milik seorang warga. aku cek ke sebelah ternyata tak ada penjaganya. hanya ada seorang anak kecil yang bermain depan pom bensin mini itu.  tiba-tiba si penjual sate sambil memanggil anak tersebut dengan bahasa madura.  Ternyata anak yang menjaga pom bensin tersebut adalah anak sang pedagang sate. yang menarik dalam hal ini pom bensin tersebut hanya berjarak 3 meter dari tungku api pedagang sate. Sang pedagang sate pun dengan santai nya tanpa rasa khawatir membiarkan anaknya bermain diantara dua sumber yang dapat menimbulkan kebakaran tadi.
beberapa menit kemudian seorang pengendara motor berhenti untuk mengisi bahan bakar pada pom bensin si tukang sate. dengan sigap si pedagang sate tanpa membersihkan tangan yang masih terpapar asap dan bara api sate langsung beranjak dari tempatnya untuk mengisi tangki bensin si pemotor.  dari segi keamanan mungkin kurang apa lagi dari segi keselamatan. tapi itulah yang terjadi di depan mataku. begitulah indonesia segala aspek kita abaikan yang penting dapat menhidupi hidup sendiri.
Rishalas