2. Rangkuman podcast

2.1 Umum

Penurunan tanah bisa karena dua penyebab:
1. faktor natural: kompaksi sedimen alamiah, berumur Kuarter (10K tahun yg lalu).
2. faktor antropogenik: pengambilan air tanah, beban bangunan.

2.2 Kasus Demak Semarang

Penelitian ini sendiri telah ditulis sebagai blog pada tahun 2017 (Bagian 1 dan Bagian 2). Metode yang digunakan Dwi Sarah adalah dengan mengukur tekanan pori pada lapisan lempung, menggunakan alat sondir yang dilengkapi dengan sensor alat pengukur tekanan pori. Kedalaman deteksinya sampai 35 m di bawah muka tanah setempat. Tujuannya untuk melihat tekanan pada lapisan lempung apakah di bawah hidrostatik (underpressure), normal hidrostatik, atau melebihi tekanan hidrostatik (overpressure). Hasilnya kemudian dicocokkan dengan hasil uji konsolidasi di lab.
Hasilnya, lapisan lempung di bawah permukaan wilayah Demak mayoritas masih dalam kondisi overpressure, sementara di wilayah Semarang sudah underpressure. Artinya permukaan tanah di demak masih mungkin terus turun dengan laju yang besar. Sementara di semarang masih bisa turun tapi dengan laju lebih rendah. 
Kenapa lempung yang menjadi obyek observasi?
Karena lempung punya kompresibilitas jauh lebih besar dibanding pasir. jadi perannya terhadap menyebabkan penurunan tanah lebih besar.
2.3 Kasus Bandung
Penelitian sejenis, di Bandung, baru dimulai tahun 2019, sebagai bagian dari skripsi oleh Santika Tristi (sayangnya skripsinya tidak dapat diakses secara bebas), seorang mahasiswi Teknik Geologi ITB. Tujuannya untuk melihat pengaruh faktor natural (kompaksi sedimen alamiah) dalam proses penurunan muka tanah di Bandung. Metode yang dilakukan kurang lebih sama dengan yang di Semarang.  Hasilnya adalah ditemukan lapisan lempung organik di mayoritas observasi, khususnya yang terletak di area timur Kota Bandung, hingga ke Rancaekek. Proses dekomposisi organik pada lempung diduga dapat pula menyebabkan kompaksi yang pada akhirnya bisa menyebabkan penurunan tanah, walaupun tanpa ada beban statis di atasnya. 

3. Terkait penyebab

Dua penelitian yang di atas memang baru menelaah faktor natural (kompaksi endapan lempung) sebagai penyebab penurunan tanah. Adapun untuk menghasilkan kontribusi faktor antropogenik (yaitu: pengambilan air tanah atau beban statis dari bangunan), peneliti perlu memperhatikan juga profil endapan yang ada di bawah permukaan dan profil akuifer yang dieksploitasi. Ini penting karena kondisi geologi sangat beragam pada jarak yang pendek secara vertikal maupun horizontal. Lapisan lempung yang dibicarakan di atas, bisa berubah-ubah posisinya dan ketebalannya.   

4. Terkait observasi

Observasi penurunan tanah dapat dilakukan dengan tiga cara:
  1. secara langsung menggunakan pengamatan visual (data ini mudah didapatkan tetapi perlu pengamatan secara fisik).
  2. secara langsung dengan menggunakan alat ekstensometer (data ini sangat jarang, juga perlu melakukan pemboran).
  3. secara tidak langsung dengan menggunakan citra satelit (data ini lebih mudah didapatkan).